Ada 3 pertemuan pertama kami yang berkesan bagi saya.
1. Pertemuan pertama kali bangettt, padahal kami satu almamater kampus. Mengenal teman yang sama. Dia kenal teman saya, saya kenal teman nya, tapi kami tidak saling kenal bahkan tidak pernah melihat dan bertemu sama sekali. Masyaallah.
Di pertemuan ini, dia secara khusus mendatangi kota tempat saya bekerja untuk kami bisa bertemu dan berbincang juga bersama teman-teman kami. Pertemuan yang tentu nya bukan pertemuan main-main dimana sebelum dan sesudah pertemuan ini ada kamunikasi intens dengan topik pembicaraan yang bertujuan. Apasih.
Di pertemuan ini, dia secara khusus mendatangi kota tempat saya bekerja untuk kami bisa bertemu dan berbincang juga bersama teman-teman kami. Pertemuan yang tentu nya bukan pertemuan main-main dimana sebelum dan sesudah pertemuan ini ada kamunikasi intens dengan topik pembicaraan yang bertujuan. Apasih.
2. Pertemuan pertama kami setelah permintaan dia secara personal pada ortu saya untuk meminang, yang merupakan pertemuan ketiga atau keempat (aku lupa) sejak pertama bertemu.
Ga habis pikir.
Ga habis pikir.
3. Pertemuan pertama kami setelah selesai ijab qabul, pertama kali nya saya mulai berani untuk melihat mata nya. Uhuk. Membalas tatapan mata nya yg baru saja halal bagi saya. (halah, halah)
Masyaallah.
Masyaallah.
Sebenarnya tiap pertemuan kami sangat berkesan buat saya, (ya memang yang 3 di atas lebih lebih dari sangat. Hehe.) karena setiap pertemuan kami sangat singkat, padat, dan jelas. Alhamdulillah. Cuma butuh waktu -+ 3 bulan dari pertama kali komunikasi sampai dengan ijab qabul.
Dari pertama kali saya dengar nasehat bahwa pacaran itu merupakan perbuatan mendekati zina, saya pun berniat tidak akan pacaran sebelum menikah. Bukan berarti tanpa halangan dan rintangan, tapi saya terus berdoa semoga Allah memudahkan saya untuk bisa mengawali proses menuju pernikahan dengan jalan yang Allah ridhoi supaya pernikahan saya diberkahi Allah SWT., selalu diberikan petunjuk agar berakhir surga dengan mudah untuk kami. Aamiin.
Sampai lah pada saat nya,
Sebelum pertemuan paling pertama kami si dunia nyata, kami sudah berinteraksi sekitar 2 minggu di dunia maya, alias telp/ sms/ email/ messanger.
Isi pembicaraannya mengenai menyampaikan kesiapan diri untuk menikah artinya sama-sama mau dan akan menjalani proses menuju pernikahan dalam waktu dekat.
Sebelum pertemuan paling pertama kami si dunia nyata, kami sudah berinteraksi sekitar 2 minggu di dunia maya, alias telp/ sms/ email/ messanger.
Isi pembicaraannya mengenai menyampaikan kesiapan diri untuk menikah artinya sama-sama mau dan akan menjalani proses menuju pernikahan dalam waktu dekat.
Misal, kalo ada yang bilang siap menikah kalo sudah sidang skripsi, sedangkan saat ini masih ngerjain skripsi bab 2, berarti ya belum siap. Karena proses dan waktu dari ngerjain bab 2 sampe sidang kan belum jelas, tergantung acc dosen.
Apalagi kalo ada yg bilang siap menikah kalo sudah mapan, itu lebih ga jelas lagi. Ga bisa dipastiin mapan nya kapan. Hehe. Maksudnya ya nanti aja "mengajukan diri" kalo memang sudah sidang skripsi atau sudah mapan.
Apalagi kalo ada yg bilang siap menikah kalo sudah mapan, itu lebih ga jelas lagi. Ga bisa dipastiin mapan nya kapan. Hehe. Maksudnya ya nanti aja "mengajukan diri" kalo memang sudah sidang skripsi atau sudah mapan.
Saya menyatakan pada diri sudah siap ketika skripsi sudah memasuki bab 4 atau 5, dengan asumsi saya sudah mulai bisa membagi pikiran antara skripsi dengan hal lain misal persiapan pernikahan (walaupun belum ada pasangannya, haha) artinya saya siap dalam hal mulai membuka hati dan pikiran untuk hal-hal yang menyangkut pernikahan, mengenai ilmu nya, mengenai harapan dan nasehat orang tua, kemudian lahir lah visi misi pernikahan, kriteria orang yang diharapkan, harapan "isi" dari pernikahan, kemudian di jadiin doa, sholat istikhoroh. Saat itu saya sedang ada di masa ini.
Setelah memastikan memang sama2 siap dan mau, kemudian saling menyampaikan kondisi fisik, psikis, keluarga, harapan-harapan, pekerjaan, aktivitas, rencana, kriteria dll secara jujur, sejelas-jelas nya. Setelah saling tau lalu saling menanyakan apa yang belum jelas, apa yang ingin lebih diketahui, kepo lah sebesar-besar nya dan setelah sudah terjawab semua penasaran, lalu kami fokus istikhoroh dan kami sepakati butuh waktu 2 minggu untuk mempertimbangkan semua informasi.
Yes, harus jelas waktu nya disepakati bersama sesuai dg situasi dan kondisi masing2.
Mengenai sholat istikhoroh, kalau saya pribadi mulai sholat istikhoroh mengenai pernikahan ini sejak saya mulai menyatakan diri (pada diri sendiri) siap untuk menikah, *sekali lagi, walaupun belum ada calon nya ya, haha. Terus dilakukan sampai dengan ijab qabul. Mengikuti pesan guru2 saya. Alhamdulillah saya sholat istikhoroh nya -+ selama 10 bulan. 6 bulan pertama bolong2 mendekati jarang, duh pantesan, wkwkwk. 4 bulan berikutnya dirutinkan tiap hari. *seniat itu. Masyaallah.
Oiya, Selama 2 minggu itu, saya juga mencari informasi dari luar/ dari pihak lain mengenai kebenaran informasi yang dia kasih. Cek dan ricek. Benar bahwa dia anak nya dari, kakak nya dari, rumah nya di, pekerjaan nya, aktivitas nya, kegiatan nya, semua yg disampaikan. Pake mata-mata? Ya bisa dibilang begitu, wkwk. Kalo ga ada, bisa survey sendiri, haha. Memastikan bahwa dia tidak bohong. Semua informasi yang saya dapat dari dia sama dengan informasi yang saya dapet dr nara sumber yg lain.
Selanjutnya, saat nya kami bertemu tatap muka di dunia nyata yaitu pertemuan pertama kami. Saat nya kami membuktikan kebenaran informasi wujud fisik dari kami. Wkwk. Dan apakah cocok dengan tampilan fisik riil dengan fisik di dunia maya kami masing2. Walaupun dulu belum ada aplikasi edit poto 360, tp kan udah ada potoshop. Hehe.
Inti nya pertimbangan tampilan fisik perlu lah krn kan dari mata turun ke hati. *syariat nya. Insyaallah kalo di mata cocok bisa ada kemungkinan berlanjut ke hati (setelah ijab qabul).
Inti nya pertimbangan tampilan fisik perlu lah krn kan dari mata turun ke hati. *syariat nya. Insyaallah kalo di mata cocok bisa ada kemungkinan berlanjut ke hati (setelah ijab qabul).
2 minggu setelahnya saat nya kami mengenal keluarga satu sama lain *dan membuktikan kebenaran informasi mengenai dia dan keluarga. Dia memutuskan untuk mengunjungi orang tua saya yang ada di pulau sebrang, berbincang langsung dengan mama papa dan adik saya dan menyampaikan maksud untuk meminang. *tapi belum dijawab yaaa.
2 minggu berikutnya, dia datang bersama adik perempuan nya menjemput saya di kota tempat saya bekerja untuk bertemu kedua orang tua nya. Ini juga merupakan pertemuan kedua kami. Kamudian mengantarkan saya kembali. Bolak balik lintas kota.
Oiya, sebelum bertemu keluarga inti nya, saya sudah menyiapkan beberapa point penting yang ingin saya "confirm" ke keluarga nya dan bisa jadi bahan obrolan kalo tiba2 kehabisan topik obrolan.
Oiya, sebelum bertemu keluarga inti nya, saya sudah menyiapkan beberapa point penting yang ingin saya "confirm" ke keluarga nya dan bisa jadi bahan obrolan kalo tiba2 kehabisan topik obrolan.
Setelah itu, sekitar 1 atau 2x kami bertemu sebentar2, didampingi teman2 pasti nya. Mungkin juga karena kami tinggal beda kota, jadi tidak bisa sering bertemu. Alhamdulillah.
Selanjutnya, sampailah dia dan keluarga nya datang meminang secara resmi legal formal kepada orang tua saya, dihadiri sahabat saya, dan beberapa anggota keluarga besar. Dann disepakati lah waktu hajat ijab qabul nya yaituu kurang lebih bulan depan.
Jeng jengg... !!
Jeng jengg... !!
Begitu lah kurang lebih proses pertemuan demi pertemuan kami. Jadi, selama 3 bulan itu, 2 bulan perkenalan, 1 bulan persiapan teknis pernikahan.
Terlalu cepat? Seperti beli kucing dalam karung? Enggak juga, informasi bisa kita tanya selengkap-lengkap nya dari dia dan dari pihak lain yang terpercaya. Kalo ada yg beda tinggal konfirmasi. Kalau ternyata ditengah2 jadi tidak cocok, tinggal sampaikan bahkan bisa juga dicancel kalo tiba2 ilfeel. Tapi yaa harus jelas juga kenapa2 nya.
Ahh pasti yang ditampilin yang bagus2nya aja selama perkenalan, begitu pun dengan yang pacaran lama, tetep aja selama-lama nya pacaran tetep aja sifat asli se asli2 nya baru akan tampil setelah menikah.
Jadi pacaran lama ga menjamin, kenal sebentar juga ga menjamin, jadi? Apa yang menjamin? Jaminan nyaa ya cuma satu, Ridho Allah SWT.
Melaksanakan perintah menjauhi larangannya. Menjalani proses menuju dan pernikahannya sesuai dengan tuntunan Nya, insyaallah jaminan nya bahagia dunia akhirat.
Melaksanakan perintah menjauhi larangannya. Menjalani proses menuju dan pernikahannya sesuai dengan tuntunan Nya, insyaallah jaminan nya bahagia dunia akhirat.
Pasti yang saya lakukan juga jauh dari kata sempurna, tapi semoga bisa ada hikmah yang bisa diambil dan dijadikan pelajaran ya.
#taaruf
No comments:
Post a Comment